Enter your keyword

post

BIAS (Bersabar di Kala Sulit)

“Bersukacitalah Dalam Pengharapan, Sabarlah Dalam Kesesakan, dan Bertekunlah Dalam Doa!” (Roma 12:12)

“Dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar,”(Kolose 1:11)

Sebagai manusia, kita sulit sekali menjadi orang yang sabar. Bisa dikatakan di zaman serba canggih seperti sekarang ini kesabaran adalah suatu sifat yang paling sulit ditemukan dan menjadi sesuatu hal yang sangat langka, apalagi jika seseorang sedang mengalami penderitaan atau kesesakan dikala dirinya sedang dalam kesulitan. Tidak sedikit dari kita yang berkata, “Apakah saya disuruh sabar terus? Sabar kan ada batasnya.”

            Banyak orang maunya melakukan segala sesuatu serba cepat, tanpa berpikir panjang dan terkesan terburu-buru. Karena itu, kepada jemaat di Roma Paulus menasihati, “…sabarlah dalam kesesakan,…” (ayat nas).

            Apa yang dimaksud dengan sabar dalam kesesakan? Sabar dalam kesesakan artinya ketika sedang dalam masalah, kesulitan, tantangan, atau beban hidup. Kita tidak lagi bersungut-sungut ataupun mengeluh. Namun, kita selalu memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan. Semua persoalan yang terjadi kita pasrahkan hanya kepada Tuhan di dalam doa.

            Sabar dalam kesesakan juga berarti kita mau menunggu waktu Tuhan untuk dinyatakan bagi kita. Jadi, kita tidak akan pernah mengambil jalan pintas dan menuruti kemauan kita sendiri. Sebaliknya, kita akan rela dan tekun menantikan waktu Tuhan tanpa harus mempersoalkan apakah masa penantian itu cepat atau lambat.

            Seperti ada tertulis juga dalam Kolose 1:11 “….menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar,”. Di ayat ini juga ditegaskan bahwa segala sesuatu yang menimpa kita dan segala sesuatu yang menjadi persoalan hidup kita hendaknya kita menanggung itu semua dengan tekun dan sabar.

                Maka dari itu, dengan pengenalan seperti itu kita diarahkan untuk dapat memahami apapun kondisi kehidupan yang sedang kita hadapi dan apapun yang akan terjadi, kita pasti akan menanggungnya dengan ”tekun, sabar, dan penuh rasa syukur serta sukacita” (ay.11-12). Dan Iman kita akan semakin kuat bertumbuh ketika mengandalkan iman atas setiap situasi hidup yang kita lalui.

            Orang yang sabar menantikan waktu Tuhan dalam hatinya selalu akan ada ucapan syukur. Ia mengucap syukur bukan untuk penderitaan atau kesulitan yang menimpanya, tetapi untuk penyertaan dan kasih setia Tuhan yang senantiasa dinyatakan dalam hidupnya. Ketika Tuhan menyertai hidup kita di sepanjang hari, segala perkara dapat kita atasi dan lalui. Itulah sebabnya firman-Nya mengajar kita untuk tetap bersukacita karena ada pengharapan di dalam Tuhan.

            Karena segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita ini ada dalam pengawasan dan pemeliharaan Tuhan. Jadi, mulailah belajar dan selalu mencukupkan diri dengan berkat-berkat yang ada dan tetap bersabar menantikan kuasa Tuhan untuk dinyatakan, karena segala sesuatu akan indah pada waktuNya.

God Bless fams!